Bingkai

09.00 Wisnu Saputra 3 Comments

sedang dalam pengerjaan. semoga lekas selesai.


Buatanku sendiri, lagi nganggur, biar keliatan kerja


1

"kepada hatiku yang bodoh, tidak bisakah kau jatuh kepada perempuan lain?" 

ujar seorang laki-laki itu di kala hujan mulai membasahi separuh tubuhnya. ia berjalan bersama malam yang dingin berhujan. ia tidak mempedulikan soal hujan. hatinya seakan terseret oleh arus yang mengalir bersama kisah yang tidak bisa ia rangkai sendiri.

"tuhan, apakah kau hanya akan diam saja memperhatikan sambil duduk diatas sana tanpa membantuku? tolong hentikan ini!" 

tambah laki-laki ini seolah memaki. laki-laki yang kesal akan sebuah keadaan yang tampak tidak adil baginya. dengan rambut yang mulai basah dan berjatuhan menutupi raut sedih wajahnya yang cekung. laki-laki berbaju kaos berwarna cokelat, sama seperti warna sepatunya yang bersetubuh dengan lumpur.

laki-laki itu bernama Keanu, dimana dua puluh lima tahun yang lalu, tuhan menurunkannya ke bumi bersama tangis bahagia keluarganya. Keanu bukan laki-laki lemah sebetulnya. selama ini ia tidak pernah menunjukan sedikitpun kesedihannya di depan wanita yang ia cintai, Lenna.

Keanu menerawang keatas. mencoba menghapus satu persatu ingatan tentang Lenna dan seluruh waktu yang telah dihabiskan bersamanya. namun ingatannya malah semakin tajam dan mengingat masa dimana Lenna untuk pertama kali hadir di dalam hidup Keanu yang sepi. Lenna yang manja, Lenna yang selalu tersenyum di depannya, Lenna.. Lenna.. Lenna yang sampai saat ini hanya menjadi sahabatnya saja.

sudah setahun lamanya Keanu memendam perasaan pada Lenna. tanpa seorang pun yang tahu. Lenna sudah memiliki seorang kekasih. kekasih yang cukup sempurna untuk membuat Lenna bahagia. kekasih yang sangat baik dan dapat mengertinya. kekasih yang dari sudut manapun tidak ditemukan celah untuk Keanu ungguli. kekasih yang sangat baik dan percaya bahkan terhadap Keanu. 

Keanu, malam itu menjadi sebuah daun kering yang jatuh kepada sungai. mengalir, entah akan dibawa kemana. ia tidak peduli. dadanya disesaki oleh sesal yang tidak terhingga. mengapa ia tidak pernah mengungkapkan apa yang selama setahun ini ia tutup rapat dari dunia. sebuah perasaan yang mengetuk-ngetuk dadanya setiap malam merayapi langit.


2

Lenna, seorang perempuan yang memilih untuk menumbuhkan rambutnya yang hitam hingga nyaris menyentuh pinggangnya, saat ini sedang sibuk duduk sambil minum cokelat di halaman rumahnya yang tidak terlalu luas namun cukup untuk menaruh sebuah meja kayu dan dua buah kursi rotan lengkap dengan sebuah vas bunga diatas meja. ia duduk menghadap jalan yang kosong, seperti pikirannya. dinaungi cahaya kemuning lampu yang sangat ia sukai, dan sebuah pohon belimbing di depan rumahnya, tempat matanya bermuara, malam itu.

ada sesuatu yang ia pikirkan. hanya ia sendiri yang tahu karna ia adalah tuan atas pikiran dan perasaannya. cangkir cokelatnya sudah mulai kering. lalu ia beranjak dari kursi untuk menaruh cangkir ditempat cucian, sudah larut pikirnya, sudah waktunya mengistirahatkan kedua bola matanya lelah.

bunyi decitan pagar besi menyita pikirannya sesaat. Lenna menoleh ke arah suara tersebut. ia mendapati sepasang mata menatapnya. mata yang sangat ia kenal betul. sambil tersenyum, ia berujar.

"Keanu, ada apa malam-malam begini?"

ya, laki-laki itu adalah Keanu. Ia menjawab dengan senyuman sambil meneruskan langkahnya.

"duduk.." kata Lenna mempersilahkan

"tidak perlu, cuma sebentar kok." jawab Keanu.

"ada apa Keanu? tumben malam begini mampir."

"sengaja. aku ada sedikit keperluan denganmu."

"tentang?"

Keanu diam sambil menundukan kedua matanya. ia seperti mencari kalimat dibawah lantai. namun tidak ia temukan.

"duduklah, akan ku buatkan kau cokelat panas." ujar Lenna dengan tidak lupa memasang sebaris senyum yang selalu sukses mempermanis dirinya. terebih di mata Keanu.

dengan anggukan sebagai pengganti jawaban, Keanu pun memilih salah satu kursi yang ada disana untuk ia duduki. sementara Lenna masuk ke dalam untuk membuatkan minum dan menyiapkan kue. Keanu mengeluarkan sekotak tembakau dan menyalakannya. kepulan asap terlihat mengepul diatas kepalanya.

tidak lama setelah itu, Lenna kembali bersama dua cangkir cokelat panas yang terlihat berasap tipis diatas nampan lengkap dengan pisang keju buatannya untuk disajikan kepada Keanu.

"tidak perlu repot, padahal cuma sebentar."

"tidak apa-apa, tanggung, bantu aku menghabiskan pisang ini, ya?"

Keanu tersenyum hanyat dibawah sorotan lampu kemuning yang terpantul di mata Lenna.

"maaf, larut begini aku malah bertamu."

"tidak apa-apa, aku juga belum mengantuk. memang ada apa Nu?"

"begini, Lenna.."

Keanu membetulkan posisi duduknya setelah mematikan rokok yang ia hisap. ia mengumpulkan keberanian. suasana menjadi hening seketika. ia masih mencari-cari sekadar kata pembuka untuk mengutarakan maksudnya. namun keberaniannya menyudutkannya. ia terdiam. malam itu Lenna memandang mata Keanu begitu dalam, seperti hendak membaca apa yang tidak Keanu ungkapkan. mereka berdua diantara kata yang tak terucap. Lenna masih menunggu, sementara Keanu berharap waktu kan membawa keberanian untuk dapat membawa kata yang harus malam ini ia ungkapkan.

"Keanu?"

"ah, ya, maaf.."

"hahaha, kau ini, malah melamun."

"aku bingung harus memulai dari mana."

"jangan bilang kau mau meminjam uang padaku?" tanya Lenna menyipitkan matanya yang sudah sipit.

"hah? bukan! Lenna, aku bukan bermaksud seperti itu!" jawab Keanu gugup

"hahaha, aku bercanda, Nu"

Keanu menggaruk-garuk kepalanya sambil tersenyum gugup. Lalu Lenna menambahkan,

"mulailah dari apa yang ada dalam kepalamu. lalu ceritakan padaku."

Keanu terlihat menarik banyak udara dan menyimpannya sejenak dalam paru-parunya. lalu membuka matanya dan melemparnya kepada mata Lenna. kedua mata mereka bertemu dan saling berbicara.

"Lenna, kau harus tahu.."

"tentang?"

"perasaanku.."

"perasaanmu?"

"ya"

"apa maksudmu?"

kedua mata mereka masih berjabatan tidak saling melepaskan. mereka berangkulan semakin erat dalam pandangan.

"Lenna, aku mencintaimu.."

(BERSAMBUNG)

Barangkali mau baca yang lain

3 komentar:

  1. sedang dalam pengerjaan. semoga lekas selesai :D

    BalasHapus
  2. Lenna ? Kyk nama panjangku ya 🤔🤔🤔

    BalasHapus