Bacalah

Di Suatu Hari

06.30 Wisnu Saputra 0 Comments

Kita sama-sama pernah menangis. tidak sekali juga kita sama-sama tertawa. kau dan aku adalah sepasang manusia yang ditakdirkan untuk mencicipi rasa-rasa indah dan air mata


Anak dibawah 17 tahun, dilarang meniru adegan ini
Lenna, perempuan jenaka, begitulah Keanu menamainya. Entah atas dasar apa Keanu menamai Lenna dengan panggilan seperti itu. Jelas sekali bahwa Lenna bukanlah seorang pelawak. Ini pernah menjadi perdebatan yang cukup sengit karena Lenna sedikit protes dengan nama panggilannya yang terkesan seperti komedian ini.

"Kau memang bukan pelawak, Lenna, tapi tingkahmu itu selalu lucu!" ujar Keanu.
"Apa yang lucu ih?"
"Entahlah, aku selalu tertawa melihat kelakuanmu yang ada-ada saja itu. Kau membuatku iri. Tampaknya kau bisa melompat-lompat riang dari satu dahan ke dahan lain dengan mudah."
"Heh! Memangnya aku monyet?!"
"Bukan begitu, hahaha! itu karena kau selalu lincah dan riang dalam senyummu. Kau selalu bisa mengatasi apapun yang menyulitkanmu. Kau bisa membuat sekelilingmu tersenyum hanya dengan melihat tingkahmu."

Lalu ada senyum tersirat diatas bibir Lenna yang sedari tadi dibuat mengembung cemberut. Tapi masih berupaya agar terlihat bahwa rayuan Keanu itu tidak berhasil bagi Lenna.

"Aku tidak merayumu, Lenna." Ujar Keanu seperti membaca bahasa mimik Lenna.
"Gak tau ah! aku sebal!" jawab Lenna sambil masih melanjutkan akting cemberutnya.

Langit ini, langit kesukaan Lenna; cerah kekuningan. Mungkin karna ini sore. udara cukup sejuk untuk mereka nikmati berdua. ada pohon jambu berdiri sejak lima belas tahun yang lalu. ada padang rumput terhampar tidak terlalu luas. ada permadani yang menjadi alas mereka duduk. suasana yang tidak akan bisa mereka berdua lupakan.

"Ayolah, aku minta senyum kesukaanku satu saja." pinta Keanu memelas.
"enggak mau!" jawab Lenna masih memalingkan muka.
"Nanti kuberi bau kening kesukaanmu yang banyak. ayolah, aku ingin melihat bidadari sore ini. tersenyumlah, perempuan jenaka!"
"enggak mempaaannnn!" timpal Lenna namun tampaknya dia semakin kesulitan menahan tawanya.
"tuuuhhh jangan ditahan ketawanya, nanti pegal!"
"ih, kamu itu menyebalkan sekali Keanu!" dan kali ini Lenna benar-benar tersenyum.
"yes, aku berhasil membuat bidadari tersenyum sore ini"
"dasar gombal!" ujar lenna.

mereka semakin hanyut, terseret keluar dari dimensi waktu dan dunia tempat mereka bernafas. ada lubang yang menarik mereka dengan paksa untuk masuk. lubang yang manis dan indah. hingga mereka tak sadar, bahwa mereka telah masuk ke dalam suasana romantis yang begitu menghanyutkan mereka. Lenna menyodorkan wajahnya perlahan, seperti umpan yang di pasang untuk kelinci, Keanu, sang kelinci, menghampirinya perlahan dan khidmat. lalu ada satu kecupan yang manis turut mengisi sore yang tak terlupakan itu. sore yang akan selalu mereka simpan dalam bingkai mereka dan tidak akan mereka bagi kepada siapapun. kisah cinta yang terbingkai indah, namun menjadi rahasia.

(bersambung dulu, ngantuk)

Barangkali mau baca yang lain

0 komentar: