Bacalah
Bandung dan Dirimu
Apa
kabarmu? Semoga kau selalu baik seperti seharusnya. Tempo hari aku mendapatkan
tugas untuk keluar kota. Sebuah proyek pekerjaan yang lumayan memeras otak, energi,
juga rindu yang banyak. Disela-sela istirahatku disana, aku sedikit menulis
surat dalam buku catatanku. Tapi tidak pernah ku kirimkan. Kurang lebih isinya
seperti ini :
Kudapat dari google |
“Hari
ini, jumat 21 februari 2014, aku sedang duduk di atas bambu yang tak sengaja ku
temukan sedang menempel kepada dua tiang yang dinaungi oleh genting-genting
berlumut di atasnya. Lumayan, pikirku, seraya berteduh dari sisa gerimis yang
menghantam kepalaku perlahan. Aku tak lupa menaruh lelah di atas bambu itu
bersama punggungku yang lemas.
Saat ini hari mulai gelap. Sore pun
pamit pergi disambung senja. Ini adalah senja keduaku di Purwakarta. Entah
rindu keberapa kalinya ku kepadamu selamaku disini.
Kau sedang apa disana? Apakah kau
menjaga baik-baik kota yang kucinta selagi ku disini? Apakah kau sedang
mensyukuri Bandung saat ini sepertiku yang selalu rindu Bandung dan juga dirimu
di dalamnya?
Kau harus tahu, ini adalah
perjalanan luar kota pertamaku yang paling berat. Karena sebelumnya, aku tidak
pernah mengeluh seperti ini. Sebelum aku mulai dijatuhi cinta kepadamu. Tapi
memang, Bandung, tidak kutemukan dimanapun kecuali tepat dibawah kakimu,
diantara desah nafasmu, dan sekeliling matamu saat ini.
Aku ingin pulang, sayang, untuk
memeluk Bandung melalui tubuhmu, mencium Bandung melalui pipimu, memandanginya
dari dalam matamu.
Ah, aku sangat rindu Bandung, aku
lebih sangat rindu dirimu.”
Kini kau sudah membacanya. Bagaimana
menurutmu? Jangan khawatir, aku masih punya catatan lain tentangmu. Tidak
begitu banyak dan tidak begitu indah. Untuk apa bila kau saja sudah cukup indah
untukku?
0 komentar: